Postingan

Akhir dari Sebuah Dongeng

 Aku baru saja menulis 3 lembar cerita, ternyata sudah sampai pada halaman terakhir dan dipaksa untuk berhenti. Padahal tinta pena ku masih tersisa banyak untuk menulis cerita selanjutnya tentangmu. Bahkan sebungkus coklat yang kau beri pada hari itu pun belum habis dan masih tersimpan dengan rapi di dalam sebuah kotak dingin yang kusebut 'kulkas'. Sama dinginnya dengan sikapmu di satu bulan yang lalu. Bahkan surat yang kutulis pada hari itu masih jua tersimpan dengan rapi di dalam tasku karena tak sanggup untuk memberikannya kala itu. Siapa yang mengira bahwa hari itu bukan hanya hari dimana kamu mengantarku pulang dan berpisah, tetapi juga sebuah akhir dari perpisahan untuk sebuah rasa. Siapa sangka ternyata hanya aku yang merasakan rindu sedang kau jenuh. Baiklah, aku putuskan untuk segera menutup buku dan mengakhiri dongeng ini karena sang tokoh utama tidak lagi ingin memberikan kontribusi terhadap isi cerita yang akan ditulis oleh si pengarang. Ia hanya mampu memberikan si

Tanda Titik.

Nadira sedang duduk termenung di sudut kamarnya yang redup redam namun menghangatkan. Sesekali ia menyeka air matanya sembari memegang sebuah kertas dan pena kesukaannya. Ternyata kamar tersebut tidak cukup menghangatkan dan menenangkan isi kepala perempuan yang kerap kali disapa Rara ini. Ternyata Ia sedang menulis sebuah surat. Surat panjang yang entah ditujukan kepada siapa. Ia hanya senang menulis surat. Sembari menulis surat dan menyeka air mata, Nadira mulai tenggelam ke dalam isi pikirannya yang berkecamuk.  "Aku ingin minta maaf. Demi apapun juga. Aku ingin meminta maaf pada semua orang. Aku yang bersalah disini kurasa. Aku tidak pernah berbuat baik sedikitpun pada semua orang dan juga padamu. Aku tidak pernah bertingkah seolah menghargai setiap hal baik yang kau lakukan. Mungkin kau anggap aku egois tidak tahu diri. Iya memang begitu adanya. Aku memang bodoh. Bertingkah seperti layaknya seseorang yang bisa meninggi lebih dari langit. Aku terlihat sombong tanpa ku

Manusia dengan SEGUDANG Cita-cita

AKU ADALAH ORANG YANG PUNYA BANYAK CITA-CITA Kenapa begitu? Karena aku merupakan orang yang sangat suka tantangan dan mempelajari hal-hal baru. Belajar dalam artian mencari tau segala hal yang tidak aku ketahui. Tetapi konteksnya bukan belajar secara akademik, melainkan skill seperti membuat kerajinan, memasak, bermain alat musik, menggambar, dan hal lainnya. Aku lebih suka mengerjakan sesuatu yang membutuhkan effort yang cukup besar karena bagiku hal tersebut sangat menarik dan menyenangkan . Terlebih lagi banyak orang yang bilang bahwa aku cukup kreatif. Kurasa mereka ada benarnya. Dari beberapa tes random di beberapa situs online tentang kepribadian, aku memang lebih cenderung menggunakan otak kanan yang katanya sumber dari segala kekreatifitasan walaupun tidak tahu valid atau tidaknya wkwk.  Karena aku suka hal-hal yang menantang. Aku cenderung memaksa diriku untuk mencoba sesuatu yang baru. Mulai dari ngotot belajar naik motor waktu smp. Kemudian belajar bermain berbagai ala

Kita ini kenapa?

Kita ini lagi kenapa sih? Mungkin pertanyaan ini memang tidak berdasar. Bisajadi hanya aku saja yang merasa kita sedang kenapa-kenapa. Sebenarnya aku sudah lelah bertanya pada diri sendiri ada apa dengan kita? Tidak pernah satu kalipun aku berfikir bahwa kita akan berakhir seperti ini. Lucu memang. Harus saling melewatkan berapa kali lagi? Sampai pada akhirnya kita sadar bahwa sedang saling mencari. Sebentar, mungkin saja hanya aku yang mencari. Aku bingung. Apakah ini sudah akhir atau bukan? Otak dan perasaanku dipaksa untuk berfikir beribu kali, ada apa denganmu? Ada apa denganku? Aku dipaksa oleh keadaan untuk tetap 'haha hihi' di depan semua orang. Nyatanya aku sedang tidak baik-baik saja. Aku tidak tau isyarat mana yang mengartikan bahwa aku harus mundur atau aku harus bagaimana.      Sepertinya semesta memang tidak pernah mengizinkanku untuk merasakan bagaimana rasanya bahagia hingga akhir. Sejak awal aku memang ragu. Aku tidak siap untuk memulai dan merasakan pahitnya

Anggap saja begini..

  Baiklah. Anggap saja begini, kamu dan aku adalah suatu kisah singkat di sebuah buku yang tebalnya menyerupai kamus oxford hehe. Tidak. Tidak. Maksudku, di dalam lembaran hidup, tidak semua orang yang hadir bisa menjadi tokoh utama. Kamu memang terlihat seperti tokoh utama di ceritaku, namun aku salah. Aku salah berandai. Nyatanya kamu tokoh pelengkap yang menambahkan sedikit bumbu manis di rentetan ceritaku. Benar. Memang benar ada nya. Aku yang terlalu menganggapmu sebagai tokoh utama. Aku yang menginginkanmu untuk menjadi tokoh utama di ceritaku hingga pada akhirnya aku dikecewakan oleh perandaianku sendiri. Mungkin begitupun denganmu. Bisajadi aku hanyalah bagian kecil dari figuran dalam ceritamu. Aku tidak yakin siapa yang benar dan siapa yang salah. Tapi aku yakin bahwa letak kesalahannya ada pada diriku. Ada pada lembaran bukuku. Harusnya aku rampungkan hingga akhir. Namun di tengah jalan, aku sendiri yang malah mengacaukannya menghancurkan, merobek bagian yang tadinya ingin a

How will this blog go on?

Gambar
Well, hello everyone!! Finally after the long journey, haha... Since a year ago, I didn't post anything in this blog. At the first, I think that this blog will not be run for a long time, because I made this blog just for doing my assignment on my journalistic class. But now, I decided to write again in this blog. Actually, I'm not sure what I'm going to write here. It maybe something about food, travelling, my life journey, tips of make up, music or film review, and many things.  And alsoooooooooooooooooooo.... In this blog, I'll try to write the story. It may be a short story or it also can b e a part of novel that I'm going to write. The important thing is the stories will be based on my own story and experiences. The story will be written in non formal language so you guys will enjoy reading it. Honestly, from a long time ago. I really want to write a story based on my true story, but I'm still wondering if it is okay for me to write i

Cindy Bella Difia, a Student of English Department Became the Representative of Asia Youth International Model United Nations 2018 in Thailand

Gambar
Cindy when she introduced Antigua and Barbuda. (Source : Cindy Bella Difia) Padang (27/11) - Cindy Bella Difia, a student of English Department of Andalas University became the representative of Asia Youth International Models United Nations (MUN) in Bangkok, Thailand.  Cindy is one of the students in English Department of Andalas University. She is an Acehnese. She studied in Andalas University and leaves her hometown, Aceh. She is in the fourth years of college. In her fourth years of college, she got a chance to become the representative from Andalas University especially from FIB to follow an international conference called Asia Youth International Models United Nations in Thailand at 1-10th of November 2018. This conference guides the college students in Asia, such as Korea, Japan, Indonesia, Qatar, and also India. She uttered if this event was followed by many college students from various countries in Asia. The participants in this event then were divided into gro