Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Tanda Titik.

Nadira sedang duduk termenung di sudut kamarnya yang redup redam namun menghangatkan. Sesekali ia menyeka air matanya sembari memegang sebuah kertas dan pena kesukaannya. Ternyata kamar tersebut tidak cukup menghangatkan dan menenangkan isi kepala perempuan yang kerap kali disapa Rara ini. Ternyata Ia sedang menulis sebuah surat. Surat panjang yang entah ditujukan kepada siapa. Ia hanya senang menulis surat. Sembari menulis surat dan menyeka air mata, Nadira mulai tenggelam ke dalam isi pikirannya yang berkecamuk.  "Aku ingin minta maaf. Demi apapun juga. Aku ingin meminta maaf pada semua orang. Aku yang bersalah disini kurasa. Aku tidak pernah berbuat baik sedikitpun pada semua orang dan juga padamu. Aku tidak pernah bertingkah seolah menghargai setiap hal baik yang kau lakukan. Mungkin kau anggap aku egois tidak tahu diri. Iya memang begitu adanya. Aku memang bodoh. Bertingkah seperti layaknya seseorang yang bisa meninggi lebih dari langit. Aku terlihat sombong tanpa ku