Anggap saja begini..
Baiklah. Anggap saja begini, kamu dan aku adalah suatu kisah singkat di sebuah buku yang tebalnya menyerupai kamus oxford hehe. Tidak. Tidak. Maksudku, di dalam lembaran hidup, tidak semua orang yang hadir bisa menjadi tokoh utama. Kamu memang terlihat seperti tokoh utama di ceritaku, namun aku salah. Aku salah berandai. Nyatanya kamu tokoh pelengkap yang menambahkan sedikit bumbu manis di rentetan ceritaku. Benar. Memang benar ada nya. Aku yang terlalu menganggapmu sebagai tokoh utama. Aku yang menginginkanmu untuk menjadi tokoh utama di ceritaku hingga pada akhirnya aku dikecewakan oleh perandaianku sendiri. Mungkin begitupun denganmu. Bisajadi aku hanyalah bagian kecil dari figuran dalam ceritamu. Aku tidak yakin siapa yang benar dan siapa yang salah. Tapi aku yakin bahwa letak kesalahannya ada pada diriku. Ada pada lembaran bukuku. Harusnya aku rampungkan hingga akhir. Namun di tengah jalan, aku sendiri yang malah mengacaukannya menghancurkan, merobek bagian yang tadinya ingin aku lukis jua agar lebih berwarna.
Aku jatuh. Jatuh karena andai ku terlalu jauh. Hanya karena tindakan tindakan kecil yang biasa namun kuanggap sebagai tanda bahwa aku diperlakukan spesial berbeda dengan yang lain. Ternyata aku tak se-spesial itu. Nyatanya aku kalah dari martabak. Otakku tidak mampu mencerna dengan baik setiap perlakuan manis yang kamu beri. Aku terlalu bodoh dan banyak berpikir untuk hal yang sebenarnya biasa saja. Aku terlalu percaya pada setiap janji janji kecil yang ada. Hingga terkadang bahkan sampai saat ini aku seperti membenci diriku sendiri. Rasanya aku hanya menjadi sebuah parasit.
Aku tidak tahu bagaimana denganmu. Aku tidak tahu. Tuhan tidak memberikanku kemampuan untuk membaca pikiran seseorang. Tapi tak apa. Aku sadar diri saja. Aku bukan lagi hal utama yang kamu cari. Ada dia dengan segala hal yang luarbiasa yang ia punya. Tempatku sudah tergantikan. Baguslah, aku tak perlu repot-repot untuk menjaga hati seseorang dan menempatkannya di tempat teratas lagi.
Terimakasih karena setidaknya aku pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi bunga cantik yang dirawat dan dijaga setiap hari. Walaupun pada akhirnya kamu buat bunga cantik itu mati.
Komentar
Posting Komentar